Rangkuman IPS Geografi : Angin Setempat (Angin Lokal) - Senin, 16 Juli 2012


Angin darat dan angin laut

Permukaan bumi kita sebagian besar tertutup oleh laut dan sebagian kecil berbentuk daratan. Akibatnya, dalam waktu 24 jam terjadilah perbedaan suhu yang nyata pada kedua permukaan bumi tersebut. Terdapatnya perbedaan suhu menyebabkan terjadinya angin laut pada siang hari dan angin darat pada malam hari. Peristiwa ini terjadi karena daratan lebih cepat menerima panas pada siang hari dan cepat melepaskan panas pada malam hari. Sebaliknya, lautan lebih sulit untuk menerima panas dan lebih sulit pula melepaskan panas.
Peredaran angin laut dan angin darat biasanya sekitar 20 km sampai 30 km. Pada siang hari udara di daratan lebih panas dari permukaan laut sehingga tekanan di daratan lebih rendah (minimum) dan tekanan udara di permukaan laut lebih tinggi (maksimum). Ketika itu angin bertiup dari laut ke darat yang disebut angin laut. Pada malam hari udara di darat lebih dingin (karena cepat melepaskan panas), sedangkan dipermukaan laut udaranya lebih panas. Tekanan udara tinggi (maksimum) berada di darat, sedangkan di laut tekanannya minimum. Angin bertiup dari darat ke laut yang disebut angin darat (nama angin disebutkan menurut arah datangnya angin)

Angin gunung dan angin lembah

Didaerah yang bergunung-gunung dan berlembah terutama di daerah pedalaman, pengaruh laut tidak terasa lagi. Akan tetapi di lembah-lembah terdapat gerakan angin vertikal. Karena panas di sing hari, maka udara bergerak ke atas, di sepanjang lereng lembah. Udara yang bergerak ke atas, adalah udara yang tidak mantap atau tidak stabil.pada malam hari arah angin menuju ke dasar lembah melalui sisi lembah. Apabila cuaca cerah, maka permukaan bumi menjadi dingin, dan udarapun menjadi dingin pula. Kadang-kadang air pun menjadi beku sehingga menimbulkan kerusakan pada tanaman.

Angin jatuh atau angin fohn

Udara yang lembab bertiup ke arah pegunungan. Karena terhalang oleh pegunungan, maka udara yang lembab ini naik semakin tinggi. Angka penurunan suhu setiap naik 100 m adalah 0,6°C, sehingga semakin tinggi semakin dingin. Lalu terjadilah proses kondensasi, yaitu berubahnya uap air menjadi titik-titik air (awan) yang dapat menimbulkan hujan.
Keadaan semacam itu tidak terjadi di daerah balik pegunungan yang sering disebut dengan daerah bayangan hujan. Udara yang bertiup di daerah balik pegunungan sudah kering (uap air sudah menjadi hujan orografis). Setiap turun 100 m suhu udara akan naik 0,6°C. Itulah sebabnya sering kita dengar adanya angin panas yang dapat merusak tanaman yang dilaluinya.
Contoh :
  • Angin Bahorok di lereng Bukit Barisan
  • Angin Brubu di lereng Gunung Lompo Batang
  • Angin Gending di Probolinggo
  • Angin Kumbang di Cirebon
  • Angin Wambrao di Papua (Irian Jaya)

No comments:

Post a Comment